Thursday 29 May 2014

Wawancara 

Nama            : Firmansyah Ramadhan
Jurusan         : Teknik Informatika
Mata Kuliah   : Komunikasi Interpersonal
Dosen           : Dra. Lidya Wati Evelina, MM.

Bab I - Pendahuluan

Sebagaimana kita ketahui bahwa salah satu metode pengumpulan data adalah dengan jalan wawancara, yaitu mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung dengan responden. Cara inilah yang banyak dilakukan di Indonesia belakangan ini. Wawancara merupakan salah satu bagian terpenting dari tiap survey. Tanpa wawancara, penelitian akan kehilangan informasi yang hanya dapat diperoleh dengan jalan bertanya langsung kepada responden. Data semacam itu merupakan tulang punggung suatu penelitian survey.
Dalam proses wawancara terdapat dua pihak dengan kedudukan yang berbeda. Pihak pertama yaitu orang yang memberi pertanyaan, sedangkan pihak kedua yaitu sebagai pemberi informasi.

Bab II - Dasar Teori

Ketika melakukan wawancara, pewawancara harus bisa menciptakan situasi agar tidak kaku hingga responden akan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diserahkan. Berikut ini adalah sikap-sikap yang perlu dimiliki seorang pewawancara:
  1. Netral: pewawancara tidak berkomentar untuk tidak setuju pada informasi yang diutarakan oleh responden dikarenakan tugasnya yaitu merekam semua info dari responden.
  2. Ramah: pewawancara menciptakan situasi yang dapat menarik ketertarikan si responden
  3. Adil: pewawancara harus dapat memperlakukan seluruh responden dengan sama.
  4. Jauhi ketegangan: pewawancara harus dapat menghindari ketegangan. Peawancara harus dapat mengendalikan kondisi serta perbincangan supaya terarah.
Dari sisi pelaksanaanya, wawancara dibagi menjadi 3 tipe, yaitu:
  1. Wawancara bebas: Pewawancara bebas beratanya apa saja pada responden, tetapi harus perhatikan bahwa pertanyaan itu terkait dengan data-data yang diinginkan. Jika tidak hati-hati, arah pertanyaan dapat tidak terkendali.
  2. Wawancara terpimpin: Dalam wawancara terpimpin, pewawancara sudah dibekali dengan daftar pertanyaan yang lengkap dan terinci.
  3. Wawancara bebas terpimpin: Pewawancara mengombinasikan wawancara bebas dengan wawancara terpimpin, yang dalam pelaksanaannya pewawancara sudah membawa pedoman tentang apa yang ditanyakan secara garis besar.
Instruksi yang perlu diperhatikan oleh pewawancara menurut Denzin & Lincoln dalam bukunya "Never improvise, such as by adding answer catagories, or make wording changes", meliputi pedoman-pedoman sebagai berikut:
  1. Tidak pernah "terjebak" dalam penjelasan yang panjang dari studi itu; gunakan standar yang diberikan pengawas.
  2. Tidak pernah menyimpang dari pengantar studi, urutan pertanyaan atau rumusan pertanyaan
  3. Tidak pernah membiarkan individu lain melakukan interupsi wawancara, jangan membiarkan individu lain menjawab untuk responden, atau memberikan saran, atau pandangannya pada pertanyaan itu.
  4. Tidak pernah menyarankan suatu jawaban atau setuju atau tidak setuju dengan suatu jawaban. Jangan memberikan kepada responden suatu ide dari pandangan pribadi anda pada topik dari pertanyaan atau survey.
  5. Tidak pernah menafsirkan arti suatu pertanyaan, cukup hanya mengulangi pertanyaan dan memberika instruksi atau klarifikasi seperti yang diberikan dalam latihan atau oleh pengawas.
  6. Tidak pernah memperbaiki, seperti menambahkan kategori-kategori jawabn, atau membuat perubahan susunan kata-kata

BAB III - Studi Kasus


Video diatas adalah wawancara antara Putra Nababan (pewawancara) dengan Barack Obama (responden).
Wawancara ini merupakan contoh wawancara yang baik. Sangan terlihat bahwa pewawancara bersikap netral, ramah, dan menjauhi ketegangan dengan memberikan bumbu candaan dalam wawancaranya.
Dari sisi pelaksanaannya dapat kita lihat disini bawah pewawancara menggunakan teknik wawancara bebas terpimpin.

BAB IV - Penutup

Kesimpulan
  1. Pewawancara harus bersikap sopan, menjaga etika dan tidak boleh menyinggung jawaban narasumber.
  2. Pewawancara harus mengetahui topik yang sedang dibicarakan dan membuat pertanyaan tentang bagian yang tidak jelas termasuk dalam kategori topik yang dibahas
  3. Pewawancara harus menciptakan suasana yang nyaman ketika wawancara berlangsung
Saran
  1. Sebaiknya pertanyaan yang diajukan untuk narasumber disusun secara baik, rapi dan menggunakan bahasa yang sopan, tidak menyinggung perasaan narasumber dan harus sesuai prosedur dan tepat sasaran
  2. Pewawancara dan narasumber sebaiknya harus bersikap terbuka dalam pelaksanaa wawancara.